21 May 2016

Nostalgia Majalah Annida


Aku kenal majalah annida ketika zaman SMP dulu. bisa dibilang masih unyu-unyu bin culun sih. Tapi dibalik keculunan itu, ada kenangan yang tak pernah bisa dilupakan. Salahsatu kenangan diantara mozaik kenangan-kenagan itu adalah dengan hadirnya majalah annida (majalah remaja islami) yang menemani hari-hari remajaku.

Teman-teman sekelasku juga suka baca annida. Sengaja aku bawa ke sekolah biar teman-temanku pad abaca. Maklum lah, secara jiwa dakwahku (ciee…) merasa berontak lihat sekelilingku yang jauh dari nilai-nilai islam. Terutama dalam hal memilih bacaan. Rata-rata mereka baca majalah atau tabloid yang berbau hedonis. Gue nggak sungkan-sungkan nyebutin nama media remaja bobrok disini, biar pada tahu dan hati-hati. Diantaranya majalah aneka yess, yang memuat gossip seputar artis dan cerpen-cerpen picisan. Ada juga tabloid gaul (emang gaulnya minta ampun deh) yang memuat poster-poster K-pop dan artis holiwood di setiap edisinya. Lengkap dengan informasi-informasi sampah seputar gossip, hubungan cinta para artis, tips-tips pacaran (pacaran pake resep kayak masak. Hehe), sampe ramalan bintang alias zodiac. Weew,,,, kalo yang terakhir sih bisa nyerempet pada kesirikan.

Kok aku jadi ngalor ngidul ya, oke deh, kembali ke laptop (maaf mas tukul, slogannya saya catut). Teman-temanku sangat antusias ketika membaca majalah annida yang full cerpen, serial dan cerbung islaminya. Tak ketinggalan artikel-artikel keislaman ala remaja dan informasi seputar literasi menghiasi setiap edisinya.

Sebenarnya tidak begitu banyak koleksi annida yang aku miliki. Ya begitulah, kenalnya juga telat, eh beberapa bulan pasca kenalan sama si annida ada info majalah islami literasi ini stop produksi cetak. Si nida bertransformasi dari versi cetak menjadi majalah online dengan alamat www.annida-online.com. Beda dengan kakaknya (kayak keluarga aja ya) majalah ummi yang hadir dalam versi cetak juga versi online.

Akhirnya aku harus rela untuk kehilangan annida di setiap bulannya. Gantinya, aku selalu pantengin portal annida lewat internet hape. Walaupun banyak kendalanya juga. Hape jadul yang lemotnya naudzubillah….(sekarang sih Alhamdulillah udah punya android/cuhat nih)

                                                          ini logo annida versi online

Kurang lebih tiga tahun annida versi online hadir menemani hari-hariku. Rubriknya hamper mirip dengan versi cetak. Ada rubric cerpen. Di dalamnya termasuk cerpen regular, cerpen ngocol (yang ini yang paling favorite buat aku. Soalnya bisa ngobatin galau dan bete kala tugas sekolah menumpuk), cerpen epic yang berlatar and berbau sejarah dan kepahlawanan dan cerpen berantai (aku lupa pake istilah berantai atau bersambung ya? Intinya cerpen itu ditulis bersambung di setiap edisinya dengan penulis yang berbeda. Tak ketinggalan rubric-rubrik menarik lainnya seperti resensi buku, cerbung, puisi (nama rubriknya secangkir syair), perjalanan, Tips, berita mancanegara, profil de el el.

Belakangan ada kabar gembira dengan adanya iklan di majalah ummi (kakaknya annida). Katanya annida bakal kembali hadir dalam versi cetak. Aku otomatis aja sujud syukur. Tapi aku juga kaget pas liat ternyata harganya melambung naudzubillah. Maklum, kertasnya juga pake kertas lux yang mewah dan majalah yang ukurannya jumbo dengan cewek dan cowok muslim menawan di cover depannya. Yang gue inget sih cover Fatin Sidqia lubis sama Dude Herlino. Padahal dari hati yang terdalam aku berharap annida tampil bersahaja dengan harga yang terjangakau. Tapi isinya berkualitas dan penuh manfaat. Betul nggak? Soalnya nggak penting masalah penampilan. Tapi terlepas dari semua itu, mungkin annida ingin bersaing dengan majalah-majalah lainnya yang memang zaman sekarang lebih lux dan wow! Gitu lho.

Informasi tambahan, majalah annida priode kedua ini tidak terbit sebulan sekali seperti priode pertama. Tapi dia hadir setiap tiga bulan sekali. Kebayang nggak, betapa kita memendam dendam rindu menunggu kehadirannya (ah, lebay).



                                          mas Dude mejeng di majalah annida new version. :)

Tapi ternyata majalah annida versi cetak priode kedua ini juga tidak bertahan lama. Hanya bertahan sampe empat edisi. Dan disini aku tidak sekecewa ketika annida stop terbit pertama kali. Soalnya aku sudah bisa beradaptasi dengan annida versi online.

Tapi lagi-lagi saya harus gigit jari, ternyata annida online tidak se-update seperti ketika pertama kali diluncurkan. Pernah berbulan-bulan cerpen baru tidak muncul-muncul. Hingga akhirnya redaksi annida berinisiatif untuk merolling cerpen-cerpen yang sudah dimuat sebelumnya. Jadi biar nggak ngebosenin ceritanya. Dan banyak rubric yang tidak diperbaharui. Paling sering rubric ngunik and tips yang biasa baru. Adapun rubric cerbung sudah nggak jelas nasibnya.

Mungkin ini hanya sekelumit curhatanku yang merindukan majalah remaja islami. Aku benar-benar khawatir tidak ada lagi media-media remaja islam yang bisa menampung kreatifitas para pemuda islam dan menyebarkan nilai-nilai moral. Kita sudah kehilangan beberapa media remaja. Bisa ambil contoh majalah muslimah, majalah tren dan beberapa majalah yang lainnya. Kemudian majalah sabili ( di dalamnya ada lembar remaja bernama eLKa) yang almarhum sejak tahun 2013.

Mungkin yang sekarang masih eksis adalah majalah elfata yang berbasis salafi. Isinya lumayan bagus. Tapi majalah ini tidak memuat fiksi islami. Hanya kisah-kisah nyata saja.
Husni
Husni

Husni Magz adalah blog personal dari Husni Mubarok atau biasa dipanggil kang Uni. Cowok Sunda yang bibliomania. Menyukai dunia seni dan tentunya doyan nonton baca dan nulis.

18 comments:

  1. Aslkm.mas Husni..saya juga penggemar annida, saat unyu-unyu juga, saat tontonannya masih unyil :) Saya Sony, dari pekanbaru. Boleh japrikan nomor HP nya ke email saya? sonyhikmah@gmail.com
    Ada yg mau saya mintakan tolong, insyaallah bukan kepentingan pribadi, tp misi dakwah. Ya itu, melalui Annida :)

    ReplyDelete
  2. wah.. iya sama. saya dulu juga penggemar annida waktu tahun 2000an.. masih masa-masa SMA. hiburannya majalah annida itu. bahkan sempat dapat sahabat pena dari majalah annida.. haha. kalo ingat masa2 jadul dulu..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sekarang pun saya masih punya koleksinya. emang bikin baper kalo udah liat annida.

      Delete
  3. Betul..... Saat di aliyah dulu 1995 malah annida kita pinjam trs di fotokopi, barubisa baca dengan tenang... Gak gantian.

    ReplyDelete
    Replies
    1. weleh...weleh..ternyata banyak yang mantan penggemar si nida ya. salam kenal deh. sesama maniak annida

      Delete
  4. Eh btw sekarang masih eksis nggak ya annida cetak ataupun online nya?? Kangen parah.... :"

    ReplyDelete
    Replies
    1. untuk yang versi cetak udah nggak terbit sejak tahun 2010 mbak. tapi versi online-nya masih bisa di akses, walau cerpen/ fiksinya nggak update lagi. palingan cuman artikel2 doang

      Delete
  5. Salam untuk semua.. Btw, soal Majalah satu ini... bagi saya punya kenangan yang tak kan terlupakan... walau aku baru mengenal majalah ini dan setelah itu beralih ke online.. namun Annida memang sangat berbeda dari bacaan yang lain... Bahkan saking ngefens nya aku dengan majalah ini, aku buru di pasar buku bekas... dan hasilnya mungkin ratusan yang aku kumpulkan dari edisi yang jadul hingga terbitan 2009 an...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah...sama dong kita. saya juga suka berburu majalah annida jadul di lapak buku loak. tapi sekarang udah langka banget.

      Delete
  6. Kirain cuman cewek aja yang baca '_' sekarang udh kerja mau langganan majalah islami (niatnya annida) eh di toko buku gak nemu sama sekali.mirisss riss

    ReplyDelete
  7. Kirain cuman cewek aja yang baca '_' sekarang udh kerja mau langganan majalah islami (niatnya annida) eh di toko buku gak nemu sama sekali.mirisss riss

    ReplyDelete
    Replies
    1. Semoga suatu saat annida terbit kembali, atau setidaknya majalah sekelas annida akan muncul. tapi menurut prediksi saya, memang zaman sekarang itu majalah sastra dan literasi sudah tidak bisa eksis lagi. contohnya aja majalah horison

      Delete
  8. Wah... pada kangen annida nihh... trims kang ulasannya. Harapannya... annida cetak lahir kembali meski dunia sekarang serba digital semua...

    ReplyDelete