Kalau ada yang
bertanya, apa hobiku? maka aku jawab, membaca. Berangkat dari hobi membaca
itulah, aku kepikiran untuk menulis. Tiba-tiba terbetik di hatiku keinginan
untuk bisa menulis seperti karya para penulis yang pernah aku baca. Maka mulailah
aku menulis cerpen dan puisi. Aku menulisnya dengan tulisan tangan di kertas
HVS, menjilidnya dan membawanya ke sekolah. Teman-temanku lumayan antusias
membaca karya sederhanaku. Sayangnya saat itu cerpen-cerpenku tak jauh dari
kisah cinta picisan ala anak remaja metropolitan. Maklum, novel-novel teentlit
picisan telah mempengaruhi pola pikirku.
Tapi itu dulu,
ketika masa-masanya berseragam putih biru. Setelah lulus dari SMP, aku
melanjutkan ke Madrasah Aliyah di luar kota. Dari sini rasa sukaku pada dunia
literasi tidak memudar. Bedanya, di madrasah aku mengenal pengetahuan
keislaman. Buku-buku terjemahan dari timur tengah mulai aku baca seiring rasa
hausku pada pengetahuan agama. Selain itu aku juga mulai mengenal fiksi islami.
Saat itu teman-temanku banyak mengoleksi kumcer dan novel islami dari
penerbit-penerbit islam yang notabene hasil karya dari para anggota FLP.
Saat itulah aku
mulai penasaran dengan FLP. Apalagi di cover belakang buku selalu dicantumkan
logo FLP setelah logo penerbit buku tersebut. Terlebih lagi banyak endorsement
dari para senior FLP dan biodata para penulis FLP. Saat itu juga aku sangat
tertarik untuk bergabung dengan FLP. Tapi aku tidak tahu bagaimana caranya
menjadi anggota. Lagi pula, sudah beberapa kali aku mencari informasi tentang
FLP cabang tasikmalaya lewat google. Hasilnya nihil. Adapun yang terdekat hanya
ada di jatinangor bandung. Dan itu artinya aku tidak bisa menjadi anggota FLP
jika di daerahku sendiri tidak ada cabang FLP.
Kalau berbicara
tentang FLP, tiba-tiba aku teringat majalah annida. Karena bagaimana pun juga
annida adalah kawah candradimuka bagi para anggota FLP yang rata-rata sukses
menelurkan karya-karya mereka berupa buku. Dan lagi-lagi perkenalanku dengan
majalah annida berawal dari “kebetulan” yang tiada disangka sebelumnya. Ceritanya,
aku diajak temanku untuk berkunjung ke Islamic Book Fair di jakarta pada tahun
2010 silam. Di sana aku menemukan stand majalah ummi (secara aku sudah mengenal
nih majalah karena kakakku sempat berlangganan). Langsung aku beli beberapa
edisi yang sudah terlewat. Tapi tiba-tiba mataku tertuju pada satu nama;
ANNIDA. Pikirku, majalah ummi juga punya ‘saudara’ rupanya. Karena penasaran,
aku langsung kepo buka-buka beberapa edisi. Isinya bagus dan inspiratif.
Apalagi slogannya yang meremaja banget. Ditambah rubrikasinya yang full fiksi
islami. Tak tanggung-tanggung aku langung beli belasan edisi lama.
Ternyata baru aku
tahu bahwa para penulis yang biasa mejengin karya di annida adalah para penulis
novel dan kumcer yang namanya sudah tidak asing lagi di telingaku. Mengingat
selama aku sekolah, aku sering meminjam buku-buku fiksi silami punya temen
sekelas. Sebutlah misalnya Helvi Tiana Rosa, Asma Nadia, Rahmadiyanti Rusdy,
Sinta Yudisia, Afifah Afra, Gol A Gong, Nurul Huda, Pipiet Senja dan banyak
lagi yang lainnya
****
Rampung menempuh
pendidikan di bangku Madrasah Aliyah aku melanjutkan ke STAI Al-Hidayah jurusan
tarbiyah di bogor melalui jalur beasiswa yang ditawarkan oleh Ma’had al-Huda.
Alhamdulillah aku diterima. Selama masa perkuliahan aku juga diharuskan untuk
menjadi relawan CRB (Cinta Remaja Bangsa), yayasan yang bergerak di bidang
pembinaan remaja indonesia. Kebetulan yayasan CRB dengan kampus STAI bekerja
sama dan masih dalam satu naungan yayasan huda group.
Selama tiga bulan
masa pengkaderan di bogor aku berkesempatan untuk berkiprah di daerah solo. Aku
dan teman-temanku sangat menikmati hari-hari di kota solo. Bagaimana tidak,
solo adalah kota yang sangat eksotis bagiku. Di solo pula, impianku untuk bisa
mengenal FLP lebih dekat bisa terwujud. Qodarullah, suatu ketika aku
mendapatkan informasi ada pameran buku murah di goro Assalam hypermart. Dan
hari pertama aku langsung berkunjung ke sana. Tak lupa meminta brosur jadwal
kegiatan yang diadakan oleh pihak panitia.
Ini dia hari pertamaku ikutan kelas KEMECER bareng Mas Opik Oman
Salah satu
kegiatan yang membuat aku kesengsem adalah acara kepenulisan dengan tema
Writing Simple Story bersama Mas Opik Oman, sang ketua FLP Solo Raya.
Mengetahui di solo ada FLP, aku menjadi bersemangat dan harapanku untuk menjadi
anggota semakin menggebu-gebu.
Setalah acara
selesai, aku langsung mencatat nomor WA Opik Oman dan mulai chating nanya-nanya
bagaimana caranya jadi anggota FLP. Sayangnya, perekrutan anggota diadakan
setahun sekali. Jadi, aku harus menunggu tahun depan. Tapi mas oman bilang,
jadi anggota FLP itu bukan hal yang paling urgent. Percuma jadi anggota tapi
kagak berkarya. Yang penting sekarang kamu asah ketrampilan menulismu, begitu
katanya. Aku pikir benar juga.
Maka Mas Oman
menawariku untuk ikut program KEMECER (Kelas Menulis Cerita) yang diadakan okeh
FLP Solo setiap hari sabtu. Aku sangat antusias dan berharap bisa mengikuti
setiap sabtunya. Sayangnya, hari sabtu adalah hari dimana aku punya jadwal
mengajar ekstrakulikuler BTQ di salah
satu SMK Swasta di kota surakarta. Aku pikir, mungkin masih belum rezekiku ikut
FLP. Kebayang betapa kecewanya anak-anak binaanku kalau seandainya aku absen
mengajar alquran gara-gara ikut kelas KEMECER.
Dan rupanya Allah
mengetahui bagaimana keinginanku. Pihak sekolah tempat aku mengajar mengatakan
bahwa ada kegiatan dadakan di hari sabtu. Sehingga jadwal mengajarku diliburkan
satu minggu. Aku tersenyum lega. Jadi aku bisa punya kesempatan ikut KEMECER
walau hanya satu hari.
Ketika bertemu
dengan mas Oman saya mengatakan keinginanku untuk ikut program KEMECER, tapi
lewat WA. Dimana saya mengirimkan cerpen-cerpen saya lewat email dan Mas Oman
bisa mengoreksi dan membedah karya saya di WA. Mas Oman setuju, mengingat dia
juga tahu kesibukan saya pada hari sabtu sehingga tidak bisa mengikuti
programnya. Bahkan ia sangat antusias ketika membedah karya saya. Mas Oman
berjanji akan memasukan salahsatu karya saya ke dalam buku Antologi bersama FLP
Solo Raya dan diterbitkan secara Indie. Alhamdulillah...
No comments:
Post a Comment